Si Pengundang Bencana
Alhamdulillaah ‘ala kulli hal, innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun. Akhir-akhir ini masyarakat kita dan awak media baik cetak maupun elektronik diramaikan dengan pemberitaan tentang berbagai macam bencana alam yang datang melanda. Gempa bumi, tsunami, galodo dan sebagainya. Bahkan di Palu Sulawesi terjadi likuifaksi yang menghilangkan satu perkampungan. Likuifaksi adalah bencana yang sangat langka terjadi, di mana tanah bagian bawah berputar-putar seperti diaduk-aduk dengan air lalu berubah bagaikan lumpur menelan segala yang ada di atasnya. Gedung-gedung, rumah, manusia, mobil, dan material lainnya tenggelam, terbenam, hilang tanpa bekas. Berbagai bencana tersebut telah menimbulkan korban ribuan nyawa, dan harta benda yang tak terhitung jumlahnya. Korban tidak hanya orang-orang zhalim, orang baik-baik, bayi-bayi yang tak berdosa, bahkan semut-pun turut menanggung akibatnya.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَابَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.” QS. An-nahl (16): 61
Saudaraku! Datangnya bencana alam, mushibah, dan berbagai macam ragam kerusakan di darat dan di laut tersebut bukanlah kebetulan saja, melainkan karena ulah tangan-tangan manusia. Manusia yang mengundang, meminta, dan membuatkan alasan bagi Allah untuk segera mendatangkan siksa-Nya, yakni dengan memilih orang-orang kafir atau yang loyal kepada kekafiran sebagai pemimpinnya. Hal ini ditegaskan langsung oleh Allah Sang Pengatur kehidupan dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” QS. An-nisa (4): 144
Saudaraku! Allah melarang kita memilih orang kafir, partai serta para caleg pendukungnya karena kebijakan mereka akan menghancurkan tatanan kehidupan. Merusak agama, undang-undang, pendidikan, ekonomi, social budaya dengan berbagai tipu muslihat dan alasan palsu. Merajalelanya kezaliman, kemungkaran, pelacuran, perjudian, LGBT, dan berbagai perbuatan terkutuk lainnya adalah bukti nyata ketika kekuasaan ada di tangannya. Mereka bukannya melarang, malahan melakukan pembelaan dan pembenaran dengan berbagai dalih dan dalil. Maka tangan siapa saja yang memilih mereka (kafir) sebagai pemimpin atau pembuat peraturan berarti telah membuatkan alasan agar Allah segera mendatangkan bencana di negeri ini, walaupun caleg tersebut adalah keluarga / kerabat sendiri.
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku! Hanya orang-orang buta yang tak bisa melihat fenomena yang terjadi saat ini, dan tak menghiraukan seruan para penyeru kepada keselamatan. Mereka rela dan senang menjadi pengundang datangnya bencana yang akan menimpa diri, keluarga,bangsa, dan negaranya.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ “maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya yang buta bukanlah mata, tetapi yang buta, ialah hati yang ada di dalam dada.” QS. Al-Hajj (22): 46
Wahai saudara-saudaraku! Renungkanlah pesan Allah dalam kitab-Nya yang mulia : وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan peliharalah dirimu dari bencana (mushibah) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” QS. Al-anfal (8): 25 حسبنا الله و نعم الوكيل ، نعم المولى ونعم النصير والحمد لله رب العالمين
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَابَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.” QS. An-nahl (16): 61
Saudaraku! Datangnya bencana alam, mushibah, dan berbagai macam ragam kerusakan di darat dan di laut tersebut bukanlah kebetulan saja, melainkan karena ulah tangan-tangan manusia. Manusia yang mengundang, meminta, dan membuatkan alasan bagi Allah untuk segera mendatangkan siksa-Nya, yakni dengan memilih orang-orang kafir atau yang loyal kepada kekafiran sebagai pemimpinnya. Hal ini ditegaskan langsung oleh Allah Sang Pengatur kehidupan dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” QS. An-nisa (4): 144
Saudaraku! Allah melarang kita memilih orang kafir, partai serta para caleg pendukungnya karena kebijakan mereka akan menghancurkan tatanan kehidupan. Merusak agama, undang-undang, pendidikan, ekonomi, social budaya dengan berbagai tipu muslihat dan alasan palsu. Merajalelanya kezaliman, kemungkaran, pelacuran, perjudian, LGBT, dan berbagai perbuatan terkutuk lainnya adalah bukti nyata ketika kekuasaan ada di tangannya. Mereka bukannya melarang, malahan melakukan pembelaan dan pembenaran dengan berbagai dalih dan dalil. Maka tangan siapa saja yang memilih mereka (kafir) sebagai pemimpin atau pembuat peraturan berarti telah membuatkan alasan agar Allah segera mendatangkan bencana di negeri ini, walaupun caleg tersebut adalah keluarga / kerabat sendiri.
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku! Hanya orang-orang buta yang tak bisa melihat fenomena yang terjadi saat ini, dan tak menghiraukan seruan para penyeru kepada keselamatan. Mereka rela dan senang menjadi pengundang datangnya bencana yang akan menimpa diri, keluarga,bangsa, dan negaranya.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ “maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya yang buta bukanlah mata, tetapi yang buta, ialah hati yang ada di dalam dada.” QS. Al-Hajj (22): 46
Wahai saudara-saudaraku! Renungkanlah pesan Allah dalam kitab-Nya yang mulia : وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan peliharalah dirimu dari bencana (mushibah) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” QS. Al-anfal (8): 25 حسبنا الله و نعم الوكيل ، نعم المولى ونعم النصير والحمد لله رب العالمين
Bagikan Postingan Ini :
Penulis : Efendi Mukhtar, S.Ag
Facebook Twitter Telegram Whatsapp